Beranda | Artikel
Urgensi Tauhid
Kamis, 22 Desember 2011

Tauhid merupakan asas atau pilar Agama Islam yang hanif (lurus) ini. Tauhid ibarat sebuah pondasi yang di atasnya berdiri sebuah bangunan. Kalau dasar sebuah bangunan itu lurus dan kuat, maka sesuatu yang ada di atasnya pun akan lurus dan kuat. Akan tetapi, sebaliknya kalau dasarnya bengkok dan rapuh maka jangan berharap sesuatu yang di atasnya akan kokoh. [Redaksi khotbahJumat.com]

***

Urgensi Tauhid

 

KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,

Sebagaimana yang selalu dinasihatkan dan selalu diingatkan oleh para khotib, untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita, kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kami pun mengingatkan diri kami sendiri dan jamaah seluruhnya, agar selalu meningkatkan dan memperkokoh ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yang betul-betul didasari ilmu danta takut kepada-Nya.

Maksudnya, kita melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar-benar mengetahui bahwasanya perintah tersebut kita laksanakan karena ada dalil, baik dari Alquran dan sunah. Begitu juga sebaliknya, kita meninggalkan larangan berdasarkan dalil dari Alquran maupun sunah disertai rasa takut terhadap adzab-Nya. Inilah makna ketakwaan yang sebenarnya sebagaimana dikatakan oleh Tholq bin Habib,

التَقْوَى أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُوْرِ مِنَ اللهِ وَأَنْ تَتْرُكَ مَعْصِيَةَ اللهِ عَلَى نُوْرِ مِنَ اللهِ تَخَافُ عِقَابَ اللهِ

“Takwa adalah engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah dan meninggalkan kemaksiatan berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah karena takut siksa-Nya.”

Kemudian yang kedua, kami ingatkan kepada seluruh jamaah bahwasanya pada hari Jumat ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan hari ini dibandingkan hari-hari lainnya. Pada hari Jumat inilah kita disunahkan memperbanyak shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan oleh Imam Muslim,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَمْسُ يَوْمُ الجُمْعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيْهِ أُدْخِلَ الجَنَّةَ، وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُوْمُ السَاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الجُمْعَةِ

“Hari paling baik yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itulah Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah tegak hari kiamat melainkan pada hari Jumat.”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً، صَلَى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا

Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali.”

Ma’asyiral muslimin rahimani warahimakumullah,

Pada khotbah kali ini, kami akan menjelaskan masalah pentingnya tauhid, dengan harapan dapat menambah kekuatan keimanan dan keyakinan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tapi sebelumnya, perlu kita ketahui bahwa tauhid merupakan asas atau pilar Agama Islam yang hanif (lurus) ini. Tauhid ibarat sebuah pondasi yang di atasnya berdiri sebuah bangunan. Kalau dasar sebuah bangunan itu lurus dan kuat, maka sesuatu yang ada di atasnya pun akan lurus dan kuat. Akan tetapi, sebaliknya kalau dasarnya bengkok dan rapuh maka jangan berharap sesuatu yang di atasnya akan kokoh.

Demikian pula halnya dengan amalan, kalau sebuah amalan benar-benar didasari dengan aqidah dan niat yang tulus karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dengan mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti amal itu akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kalau sebaliknya, jangan bermimpi dan jangan berharap amalan itu akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ma’asyiral muslimin,

Ketahuilah, bahwasanya para ulama telah menulis beberapa kitab tentang masalah tauhid ini. Di antaranya ada sebuah kitab yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dengan judul Minhaj Al-Firqatun Najiyyah wat Tha’ifah al-Mashurah. Dalam risalah ini beliau menyebutkan:

  • Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan alam semesta dan seisinya ini dengan hikmah agar beribadah kepada-Nya dan Allah mengutus para rasul untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka sadarlah dan ingatlah wahai kaum muslimin keapda hakikat keberadaan diri kita di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala meciptakan dunia ini beserta isinya –termasuk kita– hanya untuk satu tujuan yang agung, yaitu beribadah kepada-Nya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Adz-Dzariyat: 56,

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ

Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.”

Ketahuilah jamaah sekalian, ayat ini berisikan bantahan terhadap orang-orang yang menyangka bahwasanya diciptakan alam semesta ini untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana pemahaman ini diyakini dan diusung oleh sebagian kaum muslimin pada zaman kita sekarang ini.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para rasul-Nya ke muka bumi ini dengan satu tujuan yang sama, yaitu mengajak kepada Allah. Mereka mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhkan diri dari beribadah kepada selain-Nya.

Allah berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thoghut itu…” (QS. An-Nahl: 36)

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Ketahuilah jamaah sekalian, ibadah itu bersifat tauqifi (terima jadi, apa adanya).

Artinya, kita beribadah kepada Allah itu bukan semau kita, tetapi kita butuh dalil dan contoh dari Kitabullah dan Sunah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

  • Termasuk hal yang menunjukkan pentingnya tauhid, ialah bahwasanya para rasul seluruhnya memulai dakwahnya dengan tauhid.

Mulai dari rasul yang pertama yaitu Nuh Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka semua membawa dakwah yang satu, yaitu mengajak umat manusia mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah berfirman dalam surat Al-Jin: 20,

قُلْ إِنَّمَآ أَدْعُوا رَبِّي وَلآ أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا

Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Robbku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”

Demikian pula kita dapat menjumpai di dalam Alquran, kisah perjuangan para nabi dan rasul dalam menyampaikan dakwah tauhid ini. Misalnya, di dalam surat Al-A’raf, apabila kita membuka dan membacanya, di sana kita akan menemukan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan perjuangan mereka dalam mengajak umatnya kepada tauhid dan semua nabi memiliki satu ucapan yang sama.

Sedangkan dalam sejarah kehidupan dan hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita akan menjumpai tentang bagaimana beliau mendidik dan menarbiyah umat dengan tauhid ini. Dlam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, dikisahkan beliau mengajarkan kepada Ibnu Abbas –anak paman beliau- dengan sabda beliau,

إِذَا سَأَلْتَ فَسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ

Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta pertolongan maka mintalah pertolongan hanya kepada Allah.”

Ma’asyiral mu’minin rahimani wa rahimakumullah,

  • Kemudian yang ketiga yang menunjukkan pentingnya tauhid:

Bahwasanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada para sahabat supaya mereka memulai dakwah mereka dengan tauhid. Ini menunjukkan kepada kita betapa penting dan agungnya dakwah tauhid ini. Oleh karena itu, kita harus mengutamakan dakwah tauhid ini dan memperjuangkan, sampai ajal menjemput kita.

Tidakkah kita merenungi sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala beliau mengatakan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal radhiallahu’anhu ketika diutus ke negeri Yaman, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,

فَلْيَكُنْ أَوَّلُ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَفِي رِوَايَةٍ: إِلَى أَنْ يُوَاحِدُوا اللهَ

“Maka hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah persaksian bahwasanya tidak ada Ilah (sesembahan yang haq) kecuali Allah.” Dan dalam riwayat lain: “…sampai mereka mentauhidkan Allah.”

Inilah yang dapat kami sampaikan pada khotbah yang pertama. Mudah-mudahan dapat bermanfaat.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمِ.

KHUTBAH JUM’AT KEDUA

اَلْحَمُدِ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الحَمْدُ فِي الآخِرَةِ وَالأُوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الرَسُولُ المُصْطَفَى وَالنَّبِيُّ المُجْتَبَى، صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الأَصْفِيَاءِ، وَأَصْحَابِهِ الأَتْقِيَاءِ، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَارَ عَلَى نَهْجِهِ وَاقْتَفَى

Ma’asyiral muslimin rahmani wa rahimakumullah,

Ketahuilah, para ulama kita telah memenuhi tulisan-tulisan mereka, kitab-kitab mereka, dan ceramah-ceramah mereka dengan tauhid ini. Mereka melakukannya tidak lain dan tidak bukan lantaran mereka mengetahui hanya dengan dakwah tauhid inilah kaum muslimin akan dapat disatukan, dan hanya dengan dakwah tauhid ini pula kejayaan dan kemenangan kaum muslimin akan dpat terwujud.

Sebaliknya, tanpa dakwah tauhid ini kita tidak akan dapatkan semua itu. Tanpa tauhid, jangan berharap kita akan mendapat kejayaan dan kemenangan. Sejarah kenabian dan kerasulan telah membuktikan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta kaum muslimin pada waktu itu mendapatkan kemenangan dan kejayaan dengan dakwah tauhid ini.jual quran readpen

Maka bagi sebagian kaum muslimin yang meninggalkan dakwah ini dan menempuh dakwah selain dakwah tauhid, kendati mereka diberikan umur ribuan tahun dan mengerahkan segala macam usaha untuk menegakkan dan mengharapkan kemenangan, kejayaan, dan daulah kaum muslimin, tidaklah mereka akan berhasil mewujudkan semua itu selama mereka meninggalkan dan memusuhi dakwah yang barakah ini. Karena Alquran telah membuktikan bahwasanya sejarah manusia, sejarah kaum-kaum yang meninggalkan tauhid ini dan memusuhinya, mereka dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ma’asyiral muslimin rahimani warahimakumullah,

Inilah suatu bukti yang nyata dari Alquran tentang orang-orang yang berpaling dari dakwah tauhid. Mereka tidak akan mendapat apa yang mereka inginkan. Bahkan sebaliknya, mereka akan binasa. Oleh karena itu, kami wasiatkan kepada para da’i pengibar bendera tauhid agar selalu istiqomah dalam dakwah dan mintalah kesabaran kepada Allah.

Kita memohon kepada Allah agar menetapkan hati kita dalam mentauhidkan-Nya sampai ajal menjemput kita, serta menjadikan kalimat tauhid sebagai akhir dari ucapan kita, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ عِنْدَ مَوْتِهِ دَخَلَ الجَنَّةَ

Barangsiapa yang akhir ucapannya La Ilaha illallah tatkala meninggalnya, pasti ia masuk surga.”

Demikian yang dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kami pribadi dan bagi para jamaah seluruhnya. Amin.

أَلَا وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا -رَحِمَكُمُ اللهُ- عَلَى الهَادِي البَشِيْرِ, وَالسِرَاجِ المُنِيْرِ, كَمَا أَمَرُكُمْ بِذَلِكَ اللَطِيْفُ الخَبِيْرُ؛ فَقَالَ فِي مَحْكُمِ التَنْـزِيْلِ: “إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً”.
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمْدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدِ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اللّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّد كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنَّ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا اَلَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصِلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. أَقِيْمُوْا الصَلَاةَ

Download Naskah Khutbah Jumat

[download id=”69″]

Info Naskah Khutbah Jumat

Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 4 Tahun 6, Dzulqo’dah 1427 H dengan penyuntingan seperlunya oleh redaksi www.KhotbahJumat.com

Artikel www.khotbahjumat.com

Kata kunci: tauhid, khotbah, khutbah jum’at, aqidah, islam.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
  • Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur
Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/701-urgensi-tauhid.html